Blitar – Berkaca dari peristiwa meningkatnya aktifitas Gunung Kelud pada tahun 2007 lalu, sedikitnya tercatat ada 23 ribu warga Kab. Blitar yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB). Demikian diungkapkan Bupati Blitar usai memimpin Rapat Koordinasi Kesiapan atas peningkatan status Gunung Kelud dari normal aktif menjadi waspada pada Senin 3 Pebruari 2014. Menurut Bupati Blitar, Herry Noegroho, masyarakat tersebut utamanya warga yang tinggal di Kec. Nglegok, antara lain di Desa Penataran yang meliputi Dusun Pacuh, Sumberkecek, dan Penataran. Berikutnya Desa Modangan antara lain di Dusun Karanganyar dan Bulu, serta Desa Sumberasri yang mencakup Dusun Gambaranyar, Sumbersari, dan Sumberasri. Beberapa desa tersebut hanya berjarak 5 km dari puncak Gunung Kelud dan termasuk dalam kawasan Ring 1 sebagai daerah yang paling terkena dampak letusan gunung setinggi 1.731 m DPL tersebut.
Selain tetap menghimbau agar masyarakat tidak panik dan terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, saat ini Pemkab. Blitar sudah melakukan sejumlah persiapan terkait peningkatan status Gunung Kelud. Diantaranya dengan menginvetarisasi SDM/personil dan peralatan, menetapkan serta menginformasikan peta rawan bencana, juga menghitung jumlah pasti warga yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana. Selain itu beberapa jalur evakuasi dan titik evakuasi juga mulai dipersiapkan.
Secara terpisah, Kepala BPBD Kab. Blitar Heru Irawan mengatakan, untuk sementara Pemkab. Blitar telah menyiapkan 8 lokasi evakuasi yang tersebar di 4 titik antara lain di Desa Penataran, Desa Modangan, Desa Sumberasri, dan Perkebunan Nyunyur. Di masing-masing lokasi tersebut dipersiapkan 2 tempat evakuasi untuk warga pengungsi. Dari hasil crosscheck di lapangan, kawasan yang paling terkena dampak letusan Gunung Kelud adalah di Kampunganyar yang jaraknya kurang dari 5 km dari Puncak Kelud dan dihuni sekitar 5.000 penduduk. Sementara itu, informasi mengenai peningkatan status Gunung Kelud dari normal aktif ke waspada diterima Pemkab. Blitar pada Minggu 2 Februari 2014, melalui Surat Kementrian ESDM. Di dalamnya disebautkan bahwa terjadi kenaikkan aktivitas Gunung Kelud dari tanggal 1-7 Januari yang hanya terjadi 14x gempa vulkanik dangkal, kemudian pada tanggal 2 Februari 2014, tepatnya jam 09.00 naik menjadi 111x gempa vulkanik dangkal. Sedangkan suhu Kali bladak sendiri naik dari 51 derajat celcius menjadi 56 derajat celcius. (IM-Dishubkominfo)
 
					